Akulah bagian dari sejarah kusam tentang dusun yang terpanggang
Dibelakangku jutaan tapak-tapak yang buta tulis baca
Melukis mimpi diteriknya aspal jalanan
Akulah dusun tua yang penuh kemiskinan
Menyaksikan sejarah yang dipanggang di tungku-tungku ibu
Menampung gerimis di bilik-bilik kayu
Mengaduk nasi dengan kerikil
Berkuah tangis kami mencicipi lapar
Akulah hutan-hutan yang ditebang itu
Digadaikan tuan pada bangsawan yang tak bernama
Ketika emak dirundung lena mengingat hutang yang membentang
Akulah sejarah itu
Pecah dihimpit sesak yang pembngunan
Berhektar-hektar tanah kami dirampas
Namun perut kami ditikam lapar
Akulah sibisu
Diam tak berlagu
Rabu, 26 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar