Rabu, 26 September 2007

Bulan Sembab


“Wahai… debur ombak tanjung jati,
Dekaplah jasadku sebagai bukti cinta yang abadi”

Terisak ku pahat sumpah didadamu yang memeram ragu
Meski kini bukanlah masa lalu
Tapi kita adalah bagian dari sejarah yang patah itu

“Wahai… debur ombak Tanjung yang sakti
Bekukan darahku, peram dirahimmu
Biarkan jadi sejarah untuk anak cucu
Jadikan lambang kasihku yang layu”

Akukah itu?
Yang memahat sumpah diatas airmata yang putih
Berkawan perih yang dulu tercacak sakit di dada
Bulan sembab tak bermaya
Kita dibakar teriknya sengketa

Meski sudah kau hanyutkan titik hitam pada arus yang mengalir
Namun kenapa kau gantung manja pada setiap tawa kita
Dan jantung mu kau jahit renda-renda ragu

Pulanglah panglima!
Kala jari-jarimu masih ragu memegang senjata
Dan malam sunyimu masih lembab dengan huruf-huruf tanya
Zikirmu melengking membelah setia

Tidak ada komentar: